Blogger Jateng

Teori belajar behaviorisme (Penjelasan, kekurangan, dan kelebihan)


Teori belajar behaviorisme (Penjelasan, kekurangan, dan kelebihan)--
           
               Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini berpengaruh terhadapa pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Teori ini menggunakan model hubungan stimulus-respons dab menempatkan peserta didik sebagai individu yang pasif. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respons) berdasakran hukum0hukum mekanistis. Pembelajaran dilakukan dengan memberi stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan respons yang tepat seperti yang diinginkan, hubungan stimulus dan respons ini jika diulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Respons atau perilaku tertentu diperoleh dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan. Jika peserta didik menemukan kesulitan atau masalah, guru dapat menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sampai memperkuat timbulnya respons. Munculnya perilaku akan semakin kuat jika diberikan penguatan dan akan menghilang jika dikenakan hukuman. Guru mengamati masukan berupa stimulus dan keluaran berupa respons.



                Penguatan psotif: frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (ada sesuatu yang ditambah). Penguatan negatif: frekuensi respons meningkat karena dengan penghilangan stimulus yang merugikan/tidak menyenangkan (ada sesuatu yang dikurangi).
               
                Pandangan teori behaviorisme yang dikembangkan oleh beberapa ahli telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun, dari semua teori behaviorisme yang dikembangkan, teori Skinner memberikan pengaruh yang paling  besar terhadap teori belajar behavioristik. Skinner mempopulerkan konsep penguatan (reinforcement) sebagai oengganti hukuman. Contoh penerapan teori Skinner adalah pembelajaran terprogram, pembelajara modul, dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement).

                Tujuan pembelajaran dalam teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan . pembentukan perilaku sebagai hasil belajar yhang tampak diperoleh dengan penaatan kondisi yang ketat dan penguatan. Perilaku manusia di pengaruhi oleh stimulus yang ada di lingkunganya. Oleh karena itu, perilaku manusia dianggap dapat dikontrol/dikendalikan dengan melakukan manipulasi terhadap lingkungan. Evaluasi ditekankan pada respons pasif, misalnya menggunakan tes tertulis. Aplikasi teori ini tergantung pada tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakterisitik siswa, serta media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Teori ini menganggap bahwa segala sesuatu yang ada di dunia nyata terstruktur rapi dan teratur sehingga peserta didik harus dihadapkan aturan yang jelas. Ciri-ciri implementasi teori behavioristik adalaj :
1.       Mementingkan pengaruh lingkungan
2.       Mementingkan bagian-bagian
3.       Mementingkan peranan reaksi
4.       Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respons
5.       Mementingkan peranan kemampuan yang sudah  terbentuk sebelumnya
6.       Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
7.       Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan
8.       Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu
9.       Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
10.   Menggunakan teknik coba-coba (trial and error) dalam penyelesaian masalah

Implementasi proses belajar mengajar menggunakan teori behaviorisme adalah :
1.       Menentukan tujuan instruksional
2.       Menganalisis lingkunga kelas, termasuk entry behavior peserta didik
3.       Menentukan materi pelajaran
4.       Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil
5.       Menyajikan materi pelajaran
6.       Memberikan stimulus berupa : pertanyaan, tes, latihan, tugas-tugas
7.       Mengamatui dan mengkaji respons yang diberikan
8.       Memberikan penguatan (positif maupun negatif)
9.       Memberikan stimulus baru
10.   Mengevaluasi hasil belajar
11.   Memberi penguatan

Peranan guru dalam menerapkan teori behavioristik adalah sebagai berikut :
1.       Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap untuk digunakan, misalnya : modal, instruksi kerja, dan sebagainya.
2.       Guru tidak banyak meberikan ceramah, tetapi memberikan instruksi singkat diikuti pemberian contoh-contoh yang dilakukan sendiri atau melakukan simulasi
3.       Bahan pelajaran disusun secara terstruktur, dari sederhana menuju kompleks
4.       Tujuan pembelajaran dibagui dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu
5.       Guru segera memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik
6.       Guru menggunakan pengulangan dan latihan untuk mebuat perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
7.       Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif, sedangkan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif
8.       Pembelajaran diorientasikan pada hasil yang dapat diukur dan diamati
9.       Guru melakukan evaluasi atau penilaian berdasarkan perilaku yang tampak

Teori behaviorisme banyak dikritik dan tidak mampu menjelaskan penyimpangan- penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respons. Teori ini tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks. Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjlaskan adanya variasi tingkat emosi peserta didik. Behaviorisme hanya memperhatikan hasil belajar yang dapat diukur dan tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan. Teori behaviorisme juga cenderung mengarahkan peserta didik untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan tidak produktif. Pandangan teori ini menyatakan bahwa belajar merupakan proses pembentukan, yaitu membawa peserta didik mencapai taregt tertentu sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Kritik terhadap penilaian hasil belajar terkait dengan kenyataan bahwa tidak semua hasil belajar dapat diamati dan diukur
Sumber : Inovasi Pembelajaran (Ridwan Abdullah Sani)